Renungan Bulan Juni 2017

Dahsyat dan Ajaib (1)


Ayat bacaan: Mazmur 139:14

====================
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya."

Bagaimana anda menilai diri anda saat ini? Puji Tuhan jika anda melihat hal-hal baik yang Tuhan sediakan bagi anda. Kesehatan, kemampuan berpikir dan bertindak atau bekerja, kelengkapan organ tubuh, bakat, talenta dan sebagainya. Ada banyak orang yang lebih tertarik untuk melihat segala kekurangan mereka ketimbang memperhatikan kelebihan atau segala yang baik yang mereka punya. Lebih suka mengeluhkan kekuangan dibanding bersyukur akan apa yang ada. Bukankah akan jauh lebih indah apabila ia berkata: "Puji Tuhan, aku masih diberi kesehatan dan kekuatan, ketimbang mengeluh? Hidung terlalu pesek, pipi kurang montok, alis, kelopak mata, rambut, warna kulit, ada banyak yang bisa dikeluhkan.

Padahal apa yang menurut kita kurang baik belum tentu sama di mata orang. Ketika orang di rata-rata negara Asia ingin kulit yang putih, orang di Eropa timur iri melihat warna kulit kita. Kita sibuk memakai segala sabun dan cream pemutih, mereka berusaha berjemur agar kulitnya lebih gelap. Bahkan kalau sanggup membeli mesin tanning supaya bisa tetap menggelapkan kulit meskipun sedang tidak ada matahari saat musim dingin. Kita merasa hidung kurang mancung, mereka ingin hidungnya jangan terlalu mancung agar tidak mudah patah saat beraktivitas, seperti yang kerap terjadi pada pemain bola saat bertanding. Kita merasa kurang tinggi, mereka merasa terlalu tinggi sehingga harus menunduk kalau memasuki area yang tidak sepadan dengan tinggi mereka. Kesulitan kita untuk bersyukur bertambah parah dengan gelontoran iklan-iklan yang semakin lama semakin merusak paradigma dan cakrawala berpikir kita hanya demi produknya laku di pasaran. Dan serangan itu kita hadapi tiap hari. Maka semakin lama semakin sulit bagi kita untuk memandang diri kita sebagai ciptaan Tuhan yang indah, yang istimewa.

Pada suatu kali lewat perenungannya Daud menyimpulkan begini: "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:14). Saya tidak tahu apakah saat Daud berkata demikian ia sedang becermin atau tidak, tapi satu hal yang pasti, Daud sadar betul bahwa dirinya bukanlah sebuah hasil kebetulan saja. Dia tidak diciptakan asal-asalan tanpa makna, dia tidak dibuat tanpa tujuan. Daud tahu pasti dirinya adalah hasil mahakarya Tuhan yang indah, dan semua itu dahsyat dan ajaib adanya. Daud juga tahu bahwa hati dan pikirannya, jiwanya bisa lupa akan hal itu. Maka Daud pun mengingatkan jiwanya agar menyadari sepenuhnya akan hal itu.

Mazmur 139:14 ini perlu diingat dan direnungkan baik-baik terutama pada saat kita tengah menghadapi ketidakpercayaan diri. Tidakkah rasanya sangat melegakan jika kita bisa menyadari bahwa kita bukanlah hasil dari sebuah kesalahan, bukan tidak sengaja ada, bukan tanpa rencana dan bukan pula asal jadi? Kita tidak diciptakan sebagai pecundang tanpa arah tujuan. Kita bukanlah dibuat diciptakan seadanya dengan setengah hati, tetapi Tuhan justru mencurahkan segala yang terindah dalam menciptakan kita. Layaknya Seniman Agung Dia menciptakan manusia secara sangat istimewa. Tidak seperti ciptaan lainnya, kita diciptakan dengan gambar dan rupa Allah sendiri (Kejadian 1:26), mendapatkan nafas hidup langsung dari hembusan Allah (2:7), tetap berada dalam telapak tangan dan ruang mataNya (Yesaya 49:16), dan sungguh semua itu memang benar-benar dahsyat dan ajaib. Bagi Daud, sulit rasanya untuk bisa memahami jalan pikiran Tuhan ketika Dia membentuk buah pinggang dan menenun kita sejak dalam kandungan. (Mazmur 139:13). Ia pun berseru: "Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!" (ay 17).

Dalam kitab Kejadian Tuhan menciptakan kita seperti rupa dan gambarNya sendiri seperti yang bisa kita baca di awal penciptaan. "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita... Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia" (Kejadian 1:26-27). Itu salah satu bukti kuat bahwa Tuhan menciptakan kita dengan sangat istimewa, lebih dari ciptaanNya yang lain.

Ada banyak orang yang menganggap bahwa gambar dan rupa itu artinya kita punya kemiripan wajah dan struktur tubuh dengan Tuhan, tapi sebenarnya yang dimaksudkan disini adalah lebih kepada kepribadian kita yang selaras denganNya. Tuhan menciptakan kita menurut gambarNya sendiri agar kita dapat mengenal dan menanggapiNya. Dia membangun unsur-unsur dalam kepribadian kita yang selaras dengan kepribadianNya. Kita mempunyai pemikiran untuk mengerti dan menanggapi pemikiranNya, we have emotions to grab His emotions, kita juga punya kehendak untuk menanggapi kehendakNya. Jika tidak, Tuhan tidak akan merasa perlu untuk membuat kita menjadi mahluk mulia, ciptaanNya yang teristimewa lewat rupa dan gambarNya sendiri.

Tuhan bahkan membuka diri untuk dikenal, dan menawarkan kepada kita kemampuan untuk bersahabat akrab atau bergaul karib denganNya. Kalau kita menyadari ini, apakah pantas kita mengeluhkan kekurangan kita dan tidak mensyukuri betapa istimewanya, betapa dahsyat dan ajaibnya kita diciptakan?

Apa yang Tuhan pikirkan ketika Dia menciptakan kita secara istimewa dan menjanjikan begitu banyak hal yang indah penuh berkat bagi kita? Semua alasan Tuhan mungkin sulit untuk bisa kita pahami, tetapi setidaknya maukah kita menyadari betul bahwa kita diciptakan secara khusus sebagai ciptaanNya yang teristimewa dan berhenti hanya memandang kekurangan-kekurangan kita untuk kemudian fokus dan bersyukur kepada apa kelebihan yang ditanamkan Allah sejak semula ketika Dia menciptakan kita? Jika kita menyadari hal ini dengan baik, kita akan mampu menyadari kebaikan Tuhan dalam diri kita, dan disaat itulah kita baru bisa menggali potensi-potensi yang ada untuk kemudian dipergunakan dalam segala hal yang memuliakan Allah.

Daud melihat segala yang indah dalam dirinya sebagaimana ia diciptakan Tuhan. Ia menggambarkannya sebagai "dahsyat dan ajaib." Bagaimana kita memandang diri kita hari ini? Apakah jiwa kita sudah benar-benar menyadari betapa dahsyat dan ajaibnya, betapa istimewanya kita, atau jiwa kita masih setengah sadar atau jangan-jangan sama sekali tidak sadar? Yang pasti, Tuhan sangat menganggap kita istimewa. Begitu istimewanya sehingga keselamatan pun Dia berikan kepada kita atas dasar kedahsyatan kasihNya lewat Kristus. Marilah kita merubah cara pandang kita terhadap diri sendiri.

Sadarilah bahwa siapapun anda, anda adalah ciptaanNya yang istimewa, indah, mulia dan berharga, karya orisinil Tuhan, Sang Maestro Yang Agung. Bersyukurlah atas siapa diri anda hari ini dan segala yang Tuhan sudah berikan pada anda.

Pastikan jiwa kita menyadari bahwa kita adalah ciptaanNya yang dahsyat dan ajaib

Sumber : http://www.renunganharianonline.com